Jumat, 23 Maret 2012

data konsumsi perkapita



  1. RATA-RATA KONSUMSI PERKAPITA
Sudah hampir 30 tahun kegiatan penganekaragaman konsumsi pangan dijalankan di tanah air, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan, demikian Menteri Pertanian Suswono.
Konsumsi beras masyarakat Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 139 kg per kapita per tahun atau merupakan tertinggi di dunia.Konsumsi beras negara lainnya di Asia, seperti Jepang 60 kg dan Malaysia 80 kg per kapita per tahun.
Dari tahun ke tahun konsumsi beras per kapita di Indonesia menunjukkan peningkatan, seperti dilaporkan BPS, pada 2002 rata-rata konsumsi beras mencapai 115,5 kilogram.Pada 2003 turun menjadi 109,7 kilogram, karena masyarakat mulai mengonsumsi pangan dengan bahan yang beragam.
Selanjutnya pada tahun 2004 rata-rata konsumsi beras naik drastis menjadi 138,81 kilogram, dan sejak 2005 mencapai  139,15 kilogram per kapita per tahun.Peningkatan konsumsi  beras per kapita tersebut tentu saja berdampak pada semakin tingginya kebutuhan beras dalam negeri sehingga menuntut penyediaan yang semakin meningkat pula.
Menurut BPS, produksi padi secara nasional selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup berarti yakni dari 54,08 juta ton gabah kering giling pada 2004 menjadi 60,32 juta ton tahun 2008 dan pada 2009 ditargetkan 63,84 juta ton.Sementara itu kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk sebesar 30,57 juta ton jika asumsi penduduk Indonesia 219 juta jiwa dengan konsumsi per kapita 139,15 kg per tahun.
Meskipun produksi beras dalam negeri hingga saat ini masih mampu mencukupi kebutuhan penduduk, namun bukan berarti suatu saat tidak akan terjadi kekurangan, sehingga Indonesia harus mengimpor beras sebagaimana terjadi pada 2006 dan 2007.Data BPS menyebutkan, pada 2006 impor beras Indonesia hampir mencapai 440 ribu ton kemudian pada 2007 menjadi 1,3 juta ton.Pada 2008 turun ke angka 289 ribu ton.
Tingginya konsumsi beras tak lepas dari sikap masyarakat yang semakin menjadikan komoditas tersebut sebagai pangan utama menggeser pangan lokal yang selama ini menjadi makanan pokok mereka.
  1. BERAPA PERSEN PENDUDUK INDONESIA YANG BISA MEMPEROLEH PENDIDIKAN TINGGI

Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami kenaikan jika dibandingkan keadaan Februari 2010, kecuali untuk jenjang pendidikan SD ke bawah turun sebesar 190 ribu orang (0,34 persen).Pada Februari 2011, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih mendominasi yaitu sebesar 55,1 juta orang (49,53 persen), sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relative kecil. Pekerja dengan pendidikan Diploma hanya sebesar 3,3 juta orang (2,98 persen) dan pekerja dengan pendidikan Sarjana hanya sebesar 5,5 juta orang (4,98 persen)
3. PEMBAGIAN TENAGA KERJA MENURUT SECTOR
Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2010, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2011 mengalami kenaikan terutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 1,1 juta orang (6,70 persen) dan Sektor Pertanian sebesar 980 ribu orang (2,36 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Industri sebesar 110 ribu orang (0,80 persen) dan Sektor Transportasi sekitar 40ribu orang (0,71 persen). Jika dibandingkan dengan Februari 2010 hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali Sektor Pertanian dan Sektor Transportasi, masing-masing mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 360 ribu orang (0,84 persen) dan 240 ribu orang (4,12 persen). Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan dan Sektor Industri secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja pada bulan Februari 2011.


4. KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP EKSPOR
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor untuk Januari tahun
2012 dibanding tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4 dan Grafik 2. Ekspor produk industri meningkat 2,08 persen dan produk pertambangan dan lainnya meningkat 14,82 persen, sementara ekspor produk pertanian turun 1,82 persen.Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari 2012, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 61,21 persen sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 2,48 persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan dan lainnya adalah sebesar 17,11 persen, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 19,20 persen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar